Laporan Kajian 90-90-90

Laporan Kaji Cepat Pencapaian 90-90-90 Di Indonesia Dari Perspektif Komunitas

Indonesia adalah salah satu negara di kawasan Asia-Pasifik dengan epidemi HIV yang masih terus bertumbuh terutama pada sub-populasi lelaki seks dengan lelaki (LSL), meskipun secara umum epidemi memang terkonsentrasi pada populasi kunci seperti pekerja seks perempuan (PSP), pemakai narkoba suntik (penasun) dan waria. Untuk mengendalikan epidemi HIV pada populasi kunci dan juga mencegah berkembangnya epidemi HIV pada populasi umum, Indonesia berkomitmen untuk ikut mencapai target global 90-90-90. Kampanye treatment as prevention yang menjadi dasar dari target 90-90-90 mensyaratkan 90 persen ODHA mengetahui statusnya, 90% dari yang mengetahui statusnya ada dalam pengobatan HIV dan dari 90% yang ada dalam pengobatan HIV berhasil mencapai supresi virus dalam darahnya.

Upaya pencapaian target global 90-90-90 di Indonesia, ditekankan pada pemberian pelayanan kesehatan yang terkoordinasi dan terintegrasi dalam kerangka kerja layanan komprehensif berkesinambungan atau LKB yang bertugas salah satunya memastikan strategic use of ART (SUFA). LKB-SUFA menekankan upaya peningkatan tes dan link to care serta memulai pengobatan HIV secepat mungkin. Berbagai evaluasi terhadap pencapaian target 90-90-90 di Indonesia baik yang dilakukan secara akademis dan berbasis program menunjukkan bahwa belum ada gambaran utuh dan terstandar untuk melihat kondisi 90-90-90 di Indonesia. Hanya saja dari berbagai laporan tersebut, sudah bisa dipastikan bahwa Indonesia perlu mengambil langkah strategis agar tidak tertinggal jauh dan berhasil mengendalikan epidemi secara lebih baik.

Artikel terkait  Kebijakan Program HIV di Tempat Kerja

Kajian ini diperlukan untuk mempersiapkan dan memberikan masukan secara lebih konstruktif terhadap upaya pencapaian target kampanye 90-90-90 dan meningkatkan peran komunitas
dalam percepatan pencapaiannya.

Metode yang digunakan dalam kaji cepat ini adalah pendekatan analisis data sekunder dan pengumpulan data primer lewat wawancara mendalam dan observasi. Data sekunder yang dianalisis adalah (1) Laporan Program Pengendalian HIV-AIDS Triwulan IV 2019 dan Triwulan III 2020, Kemenkes RI (2) Laporan Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) 2018, Kemenkes RI (4) Laporan Estimasi Populasi Kunci Dan Pemodelan Epidemi HIV 2020, Kemenkes RI (5) Laporan Stigma Index 2019 (5) Kajian Nasional Respon HIV 2020, Kemenkes RI (6) Sumber literatur lainnya yang relevan untuk memperkaya laporan kajian cepat.

Sementara itu pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan pendekatan modified socio-ecological model (MSEM) untuk mengkaji hambatan pencapaian 90-90-90 dari tingkat individu, hubungan interpersonal klien dan pemberi pelayanan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan dan terakhir kebijakan serta lingkungan sosial.

Views: 30

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Related Posts

want more details?

Fill in your details and we'll be in touch